Glitter Words

COLOURFUL MESSAGE FOR MOSLEMS

|

Dikirim Oleh : Wasis-Cileduk

Hanya Ingin Mengingatkan ...
Kubur Setiap Hari Menyeru Manusia Sebanyak Lima (5) Kali ...
1. Aku rumah yang terpencil,maka kamu akan senang dengan selalu membaca Al-Quran.
2. Aku rumah yang gelap,maka terangilah aku dengan selalu solat malam.
3. Aku rumah penuh dengan tanah dan debu,bawalah amal soleh yang menjadi hamparan.
4. Aku rumah ular berbisa,maka bawalah amalan Bismillah sebagai penawar.
5. Aku rumah pertanyaan Munkar dan Nakir,maka banyaklah bacaan

"Laa ilahaillal lah, Muhammadar Rasulullah", supaya kamu dapat jawapan kepadanya.
Lima Jenis Racun dan Lima Penawarnya .....
1. Dunia itu racun,zuhud itu obatnya.
2. Harta itu racun,zakat itu obatnya.
3. Perkataan yang sia-sia itu racun,zikir obatnya.
4. Seluruh umur itu racun, taat itu obatnya.
5. Seluruh tahun itu racun,Ramadhan itu obatnya.

Nabi Muhammad S.A.W bersabda:
Ada 4 di pandang sebagai ibu ", yaitu :
1. Ibu dari segala OBAT adalah SEDIKIT MAKAN .
2. Ibu dari segala ADAB adalah SEDIKIT BERBICARA.
3. Ibu dari segala IBADAT adalah TAKUT BUAT DOSA.
4. Ibu dari segala CITA CITA adalah SABAR.

Beberapa kata renungan dari Qur'an :
Orang Yang Tidak Melakukan Solat:
Shubuh : Dijauhkan cahaya muka yang bersinar
Zhuhur : Tidak diberikan berkah dalam rezekinya
Ashar : Dijauhkan dari kesihatan/kekuatan
Maghrib : Tidak diberi santunan oleh anak-anaknya.
Isya : Dijauhkan kedamaian dalam tidurnya

Baca Selengkapnya

Empat Jenis Manusia Berdasarkan Intensitas Berbicara

|

Manusia dibedakan empat jenis berdasarkan intensitas berbicara. Termasuk Jenis yang Manakah Anda?

Kakek-nenek kita dahulu sering mengatakan, "diam adalah emas". Bagaimanakah menurut anda? Apakah kata mutiara ini memang kata "mutiara"? Mari kita bahas bersama-sama.
Saya tidak akan (dan tidak suka) completely argumentative yang mengantarkan pada kesimpulan yang sangat relatif dan subjektif.
Kita akan menyepakati suatu landasan yang dengannya kita mengacu. Sebagai seorang muslim tentulah landasan yang paling valid adalah kitabullah (Al-Quran) dan sunnah (yang diketahui dari hadist) Nabi saw. Di antara yang paling relevan dengan topik kita adalah hadist nomor 15 dari Hadist Arba'in yang diriwayatkan Imam Bukhari dalam shahihnya yaitu:
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata benar atau diam." [al hadist]
Dari hadist ini, rasa-rasanya kita sudah bisa menebak bahwa "diam adalah emas" bukanlah konsep yang mutlak benar, namun tidak pula salah sama sekali. Saya merasa ungkapan "diam adalah perak" adalah konsep yang lebih tepat, mengapa? Mari simak pembahasan berikut.
Pada hadist riwayat Imam Bukhari di atas, Nabi saw menganjurkan kita agar berusaha untuk melakukan "berkata benar" terlebih dahulu, jika tidak bisa maka barulah diam dijadikan pilihan selanjutnya. Inilah makna Nabi saw menyebutkan terlebih dahulu fal yaqul khoiro (berkata yang benar) ketimbang yashmut (diam). Di sinilah seorang muslim dituntut untuk membiasakan diri mempertimbangkan kemanfaatan ucapannya sebelum mulutnya terbuka. Jika dirasa lebih bermanfaat maka hendaklah mengatakannya sedangkan jika kesia-siaan atau mudharatnya lebih besar ketimbang manfaatnya hendaklah menahan lisannya. Kembali membuka kitab Hadist Arba'in Imam Nawawi, di nomor 12 kita bisa menemukan hadist riwayat Tirmidzi berikut:
"Merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya." [al hadist]
Berdasarkan kedua hadist di atas, kita dapat membagi manusia menjadi empat golongan:
Golongan I
Adalah mereka yang banyak bicara dan perkataannya sia-sia. Mereka tidak mempertimbangkan terlebih dahulu apa yang ingin mereka katakan dan mengikuti kecenderungannya yang banyak bicara. Golongan inilah adalah golongan yang paling buruk harus kita hindari karena pertanda Islamnya tidak baik.
Golongan II
Adalah mereka yang mempunyai kecenderungan pendiam namun tidak mendorong diri untuk berbicara yang bermanfaat. Pada beberapa kesempatan dimana ia bisa mengingatkan seseorang atau berbagi ilmu namun tidak ia lakukan. Ini juga prilaku yang harus kita hindari. Kita harus senantiasa berusaha untuk bermanfaat bagi orang lain. Bukankah Nabi saw bersabda, "Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak mamfaatnya bagi orang lain." [HR Bukhari dan Muslim]
Golongan III
Adalah mereka yang diam karena khawatir akan menimbulkan kesia-siaan jika terlalu banyak bicara. Inilah golongan perak. Rasulullah saw berkata bahwa inilah orang-orang yang baik Islamnya. Namun seharusnya mereka tidak berpuas diri dengan peringkat peraknya. Hendaknya mereka memperdalam ilmu, wawasan, kepekaan, dan keterampilan berbicaranya agar dapat berhijrah ke golongan yang keempat.
Golongan IV
Merekalah para ulama, orang-orang yang berilmu. Nyaring bunyinya tetapi bukan tong kosong. Banyak bicaranya tapi dengan pembicaraannya ia bermanfaat bagi lingkungannya dan pada hakekatnya, dirinya sendiri. Nabi saw telah menobatkan mereka sebagai manusia yang terbaik. Ternyata ungkapan yang benar adalah "banyak bicara* adalah emas" (harap perhatikan tanda bintangnya karena maknanya krusial). Mudah-mudahan kita semua tergolong golongan ini

Baca Selengkapnya

Berterus Terang Dengan Diri Sendiri

|

Banyak orang menyangka bahwa sekadar mengetahui diri sendiri sudah cukup untuk memperbaiki kekurangan diri itu. Namun hakikat dan fakta yang ada mengatakan bahwa ini bukanlah sesuatu yang mudah dan sederhana sama sekali.
Karena mengetahui diri itu harus diikuti oleh upaya untuk menilai kepribadiannya sebelum mulai melakukan perbaikan atas kekurangan-kekurangannya. Dan hal itu mengharuskannya untuk berterus terang dengan dirinya; untuk menilainya dan penilaian itu ditujukan untuk sampai kepada kondisi keharmonisan antara kita dengan diri kita dari satu segi, dan hubungan kita dengan orang lain dari segi lain.

Dan poin permulaaan dalam masalah ini tentunya adalah berusaha mencapai pemahaman yang jelas tentang diri kita atau setidaknya sampai kepada pemahaman tentang kepribadian kita dengan jelas. Oleh karena itu kita harus berusaha melihat diri kita dengan jelas dan terang benderang. Kita juga harus berusaha mengetahui sebab-sebab hakiki yang membuat perilau negatif dan positif kita tumbuh dan sampai kepada kondisi kita sekarang. Dan dengan cara ini semata kita dapat mencurahkan upaya untuk mengarahkan perkembangan kita ke arah yang lebih baik, dan kita mengambil langkah-langkah maju di jalan kita menuju pengembangan kepribadian kita.

Dari segi teori, pengetahuan tentang diri itu mudah. Namun kesulitan datang ketika kita berusaha mengetahui diri kita dari segi praktis. Dan yang lebih baik adalah kita menghadapi hakikat yang mengatakan bahwa itu adalah sulit, dan mencapai pengetahuan tentang diri itu adalah usaha yang paling berat bagi manusia. Baik ia seorang lelaki atau perempuan. Tapi, sebagaimana halnya usaha yang sulit lainnya, hasilnya akan baik sekali.

Barangkali cara berterus terang dengan diri sendiri dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menyingkapkan dengan jelas garis-garis kejiwaan manusia, dan yang berhubungan dengan kita dengan kuat, merupakan cara yang paling baik untuk menyingkapkan diri sendiri. Dan setiap kali Anda maju di jalan pengetahuan tentang diri sendiri, niscaya Anda akan mampu menjawab dengan jujur dan jelas pertanyaan-pertanyaan seputar kedirian Anda. Dan tak perlu dijelaskan lagi bahwa hasil-hasil yang dicapai melalui usaha mengetahui diri itu tak memberi manfaat kecuali jika ia datang sebagai hasil dari keterus terangan yang seutuhnya.

Dan yang harus Anda ketahui dengan baik adalah bahwa kita semua mempunyai beberapa segi yang misterius dan gelap. Dan kita semua cenderung untuk bersikap sembarangan dalam menilai diri kita. Dan banyak orang yang tak mampu memahami beberapa hakikat yang sampai kepada mereka, yang tampil dengan amat jelas bagi orang yang hidup bersama mereka. Sebagaimana halnya mayoritas dari kita cenderung untuk menutupi kesalahan-kesalahannya sementara pada waktu yang sama ia tak mengampuni kesalahan-kesalahan orang lain.

Langkah pertama yang kita tempuh sebagai hasil dari analisis terhadap diri kita adalah: mengetahui batas-batas kekuatan dan kemampuan kita. Hakikat ini sudah cukup membuat kita bersikap rendah hati terhadap diri ktia dan orang lain. Dan tak ada satu faktor yang mengharuskan bahwa hakikat ini akan membuat kita merasa kurang. Karena perasaan amat kurang itu merupakan masalah kejiwaan yang berpengaruh kepada perilaku manusia dan tindakan mereka.

Sikap terus terang terhadap diri sendiri dan menghadapinya serta mengetahuinya akan mendatangkan perasaan rendah hati ini, yang akan menghasilkan buah yang positif dalam menolong kita untuk memahami diri kita dan orang lain.

Ada dua cara untuk menampilkan faedah sikap terus terang atau amanah pribadi itu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang membantu kita memahami diri kita:
Pertama: ia menjelaskan prosedur-prosedur yang kita perlukan, untuk mengembangkan dan meningkatkan kepribadian kita.
Kedua: ia menjelaskan kebutuhan mengampuni kesalahan-kesalahan orang lain yang bisa jadi timbul dari faktor-faktor yang terdapat dalam kesalahan-kesalahan kita.

Dan jika kita telah mengetahui diri kita dengan terus terang, maka merupakan suatu tindakan sia-sia jika kita mempertahankan sikap kita selama ini. Dan kita harus berusaha secara positif untuk mencari perangkat yang dapat kita gunakan untuk mengalahkan kesulitan-kesulitan kita dan menghapuskan efek-efek buruk yang ditinggalkannya pada diri kita. Kita juga belajar bagaimana kita dapat tegas dengan orang lain serta membebaskan diri dari sikap memihak kepada diri sendiri. Dan jika kita memainkan bola kehidupan yang selalu cenderung ke arah kita, maka kita memerlukan usaha besar agar kita dapat membuatnya mengarah ke arah yang lurus. Dan jika kita tak memahami hakikat ini, niscaya kita tak akan memahami mengapa kita terkadang melakukan tindakan dan perilaku yang tak benar, dengan tanpa kita sadari.

Dan pengetahuan yang hakiki tentang diri sendiri, akan membuat kita memahami bagaimana mengekang diri kita, serta agar kita tak membuat penilaian yang keras terhadap orang lain sementara cenderung berbaik sangka kepada diri sendiri.

Dan faedah memahami diri serta mengekangnya itu akan tampak ketika ia membantu kita untuk memahami kelemahan orang lain, dan mereka tak memahami diri mereka serta tak diberikan kekuatan yang cukup untuk mencapai hal itu.

Dan yakinlah bahwa kita tak akan mengetahui kesulitan-kesulitan orang lain dan kekurangan mereka selama kita tak mengetahui kesulitan dan kekurangan kita.

Disarikan dari buku "Kenali diri raih prestasi"

Baca Selengkapnya

KOMITMEN MUSLIM SEJATI

|

Oleh: Dadang Syamsudin Lc.

Mukaddimah

Umat Islam di Indonesia adalah mayoritas, tapi itu bukanlah jaminan untuk bisa memunculkan pribadi muslim yang memilki komitmen yang baik dengan nilai-nilai Islam. Karena realita berbicara bahwa banyak diantara ummat ini yang keislamannya disebut sebagai islam abangan ataupun islam KTP. Apakah hal itu disebabkan karena mayoritas ummat ini berasal dari muslim keturunan?
Sebenarnya hal tersebut bukanlah hal yang patut disesali apalagi diratapi, justeru seharusnya menjadi hal yang sangat layak kita syukuri. Sebab itu adalah wujud akan kebaikan dan nikmat Allah SWTyang didambakan oleh setiap hamba.Allah menggambarkan ungkapan do’a seorang hamba Allah Yang Maha Rahman akan keluarga yang diharapkannya dalam firman-Nya:
“Dan mereka yang berkata: “Wahai Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami pasangan dan keturunan yang menjadi penyejuk hati dan jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa”. Q.S. Al Furqon: 74.

Jadi, yang harus dilakukan adalah melakukan usaha perbaikan pemahaman dan pengamalan akan makna Islam dan makna dari status diri kita sebagai seorang muslim. Sehingga mampu memilki komitmen yang baik dengan nilai-nilai Islam. Kemudian ia bangkit untuk menyadarkan saudaranya agar memiliki pemahaman yang sama terhadap Islam.

Komitmen Muslim Sejati
Apa saja yang harus dipahami dan diamalkan agar seseorang bisa memilki komitmen yang baik dengan nilai-nilai Islam?

Syekh Fathi Yakan menjelaskan dalam bukunya “MADZAA YA’NI INTIMAI LIL ISLAM” yang kalau disimpulkan ada enam komitmen yang harus terwujud dalam diri seorang muslim, yaitu:
A. Saya harus mengislamkan aqidah saya.
B. Saya harus mengislamkan ibadah saya.
C. Saya harus mengislamkan akhlak saya.
D. Saya harus mengislamkan keluarga saya.
E. Saya harus mampu memenangkan pertarungan dengan diri saya sendiri.
F. Saya harus memberikan kontribusi positif untuk dakwah Islam

A. Saya harus mengislamkan aqidah saya.
1. Memiliki pemahaman dan keyakinan yang benar dan kuat dalam tauhid, yang mencakup tauhid rubbubiyyah, tauhid uluhiyyahdan tauhid asma dan sifat Allah SWT.
2. Memiliki pemahaman yang benar terhadap rukun iman yang enam.
3. Meyakini bahwa;
4. Alam semesta dan isinya tidak diciptakan dengan sia-sia, tapi memiliki tujuan penciptaan sesuai dengan apa yang dikehendaki AllahSWT.
5. Manusia tidak diciptakan kecuali hanya beribadah kepada Allah SWT.
6. Balasan orang beriman dan ta’at kepada Allah adalah syurga dan balasan orang yang kufur dan durhaka kepada-Nya adalah neraka.
7. Seseorang tidak melakukan perbuatan baik dan buruk kecuali atas pilihan dan kehendaknya sendiri. Ia tidak melakukan perbuatan baik kecuali atas pertolongan dan taufiq dariAllah SWT. Dan ia tidak melakukan perbuatan buruk karena terpaksa, tapi itu semua terjadi tidak keluar dari ijin kehendak Allah SWT.
8. Membuat dan menetapkan suatu syari’at adalah hak mutlak bagi Allah SWT, tapi seorang ‘alim mujtahid memiliki kesempatan untuk berijtihad dalam menyimpulkan hukum dalam koridor syari’at yang telah ditetapkan Allah SWT.


B. Saya harus mengislamkan ibadah saya.
1. Berusaha agar dalam setiap ibadah yang dilakukanmenjadi ibadah yang akan diterimaAllah SWT. Dan ada dua syarat utama yang harus dipenuhi agar suatu ibadah diterima, yaitu:
Ikhlas karena Allah semata.
Allah SWT berfirman:
“Padahal tidaklah mereka diperintah kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan ikhlas dalam (menjalankan) agama yang lurus”. Q.S. Al Bayyinah: 5.

2. Prakteknya benar karena mengikuti sunnah Rasulullah saw.
Allah SWT berfirman:
“Katakanlah: “Jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah, niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Q.S. Ali ‘Imran: 31.

3. Menjadikan ibadah yang ditunaikan memiliki criteria ihsan, yaitu:
a. Ibadah yang ditunaikan hidup tidak hampa karena memiliki ruh dan makna sehingga terjalin komunikasi dengan Dzat yang disembah Allah SWT.
Rasulullah saw bersabda ketika ditanya tentang apa yang dimaksud Ihsan oleh malaikat Jibril: Ihsan itu adalah enkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, tapi jika engkau tidak melihat-Nya, yakinlah bahwa Dia itu melihatmu”.H.R. Bukhori dan Muslim.

b. Menghadirkan hati dan kekhusyuan dalam beribadah.
Rasulullah saw bersabda:
“Berapa banyak orang yang berdiri menegakkan shalat, tapi balasan dari shaumnya hanya lapr dan dahaga”. H.R. Al Azdi.

“Berapa banyak orang yang shaum, tapi balasan dari shalatnya hanya rasa capek dan payah”. H.R. An Nasai.
“Allah tidak akan melihat shalat (yang ditunaikan) seseorang yang tidak menghadirkan hatinya dengan badannya”. H.R. An Nasai.

c. Senantiasa semangat dan merindukan ibadah kepada Allah SWT.


C. Saya harus mengislamkan akhlak saya.

Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak”. H.R. Ahmad.

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya”. H.R. Abu Daud, At Tirmidzi dan Ibnu Majah.

Beberapa akhlak dan sifat terpuji yangharusdimiliki oleh setiap muslim:
 Wara’ ( bersikap hati-hati dari perkara yang syubhat sekalipun )
 Menundukkan pandangan.
 Menjaga lisan.
 Menjaga sifat malu.
 Jujur.
 Tawadhu { Rendah hati )
 Senang memberi dan menolong.
 Menjauhi setiap akhlak tercela seperti: berburuk sangka, ghibah, mencari-cari kesalahan orang lain dan lainnya.

D. Saya harus mengislamkan keluarga saya.

Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluarga kalian dari siksa api neraka”. Q.S. At Tahrim: 6.
“Dan perintahkanlah keluargamu untuk shalat dan bersabarlah atas (perintah ) itu”. Q.S. Thoha:
“Hendaklah kalianmemilih ( tempat yang baik ) untuk sperma kalian, karena gen itu keturunan ( warisan ). ”. H.R Ibnu Majah dan Al Hakim.

“Muliakanlah anak-anak alian dan baguskanlah akhlak mereka”. H.R. Ibnu Majah.





E. Saya harus mampu memenangkan pertarungan dengan diri saya sendiri.
Allah SWT berfirman:
“Sungguh beruntung orang yang mensucikan jiwanya”. Q.S. As Syams: 9.

Rahasia untuk memenangkanpertarungandengan diri sendiri:
Menjaga hati agar tetap hidup,bersih,teguh, sensitive dan bersinar.
Ali bin Abi Thalib berkata: “Sesungguhnya Allah SWT di bumi ini memiliki sebuah bejana yaitu hati. Dan ( hati) yang paling dicintai-Nya adalah yang sangat penyayang, bersih dan tegar. Kemudian ia menjelaskan dan berkata: “yang teguh dalah agamanya, bersih dantulus dengan keyakinan dan sangat penyayang kepada saudaranya”.

F. Saya harus memberikan kontribusi positif untuk dakwah Islam.
Allah SWT berfirman:
“Dan hendaklah ada diantara kalian segolongan ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. Q.S. Ali ‘Imran: 104.

Baca Selengkapnya

KENIKMATAN YANG TERLUPA

|

Oleh: Muhammad Adnan(Kramat-Salemba)

Betapa besar ingkar manusia terhadap Allah yang telah menciptakannya mungkin salah satunya kita yang mengatasnamakan ADK. Allah telah menciptakan kita dari ketiadaan namun kita justru sering meragukan wujud Allah. Kita diberi makan saat lapar tetapi kita justru sering berterima kasih kepada yang selainya. Jika seorang hamba tidak mengikuti hidayah Allah berarti dia telah ingkar dan tidak berterima kasih kepadanya. Kalau mau jujur pada saat kita sakit atau terkena musibah kita akan khusu’ memohon, tetapi setelah disembuhkan oleh Allah kita sering lupa dan takabur.


Saat miskin kita tunduk, tetapi setelah diberi kekayaan sering kali kita sewenang-wenang dan sombong. Kita merai banyak kesenangan baik di kampus maupun tempat lain tetapi disembunyikan dan masih mengejar kesenangan yang lain. Ketika mendapat banyak karunia, tetapi kita ingkari karunia dan menuntut karunia yang lain. BERAT MELAKUKAN KEWAJIBAN, namun ringan menjalankan maksiat. Lamban melaksanakan perintah, dan cepat melakukan hal-hal yang dilarang. Mendegar musik lebih menyenangkan dari pada mendegarkan bacaan Al-Qur’an. Bergadang semalam suntuk baik nongkrong maupun nonton TV lebih kita sukai daripada 15 menit untuk munajat. Berteman Dengan Penganguran lebih enak bagi kita dari pada bersahabat dengan orang-orang saleh. BERKUMPUL DI TERAS-TERAS atau PINGGIR JALAN KAMPUS SAMBIL BERCANDA-CANDA LEBIH DISUKAI DARI PADA IKUT RAPAT UNTUK MEMBAHAS PROGRAM KEUMATAN KEDEPAN, dengan alasan kita tidak boleh jadi orang yang eklusif dan lain sebagainya. Makan tanpa bersyukur pada sang pemberi, minum tanpa memuji yang memberi minum. Kesenangan berdatangan dari setiap tempat, tapi tetap bigung dan linglung. Telah diciptakan oleh Allah, tetapi malah meyembah yang selainnya. Diperintah dan dilarang oleh-nya, tapi justru tunduk pada hawa nafsunya. Andaikata ada seorang sahabat yang mentraktir kita makan sepiring Nasi Goreng pasti kita berterima kasih padanya. Tapi semua kesenangan yang kita dapatkan dari Allah sering kita ingkari, APAKAH INI YANG DI NAMAKAN ADK .
WAHAI sahabat-sahabatku kita sering mempunyai permintaan kepada Allah, dengan cara merendah, memelas dengan Sangat khusu’. Namun setelah mendapatkannya kita sering berubah menjadi ingkar dan sombong. Jika ditimpa musibah, kita menagis, megeluh dan mengaduh. Tapi setela dibebaskan oleh Allah, kita berjalan dengan sombong dan membanggakan diri. Membaca al-Qur’an tanpa perenungan. Bersedekah tanpa niat, memberi seribu rupiah saja rasa-rasanya sudah memberi sebesar gunung uhud sebaliknya kira mendapat emas satu qinthar dari Allah rasa-rasanya hanya seberat biji sawi. Tidak menjaga karunia kehidupan, rezeki, harta, anak, sepasang mata, sepasang telinga, dua bibir, lidah, dua tangan, hidung, dan sepasang kaki, bahkan bisa kulia di BSI. Karunia ditumpakan dan dicurahkan, tetapi mungkin kita termasuk orang yang ingkar dan durhaka sehingga tidak merasakan nikmat itu semua. Apabila kita merasa melakukan semua hal diatas sebuah pertanyaan buat kita yang mengatasnamakan ADK. SIAPAKAH YANG KITA PERMAIKAN ? SIAPAKAH YANG KITA TIPU ? hafal jumlah kesenangan dan sifat-sifatnya tetapi lupa bersyukur dan memuji pemberinya.

Sungguh apabila kita yang mengatas namakan ADK (Aktivis Da’wah kampus) nama yang Sangat indah dan membanggakan, siapapun yang mendapat gelar tersebut. Sungguh kita termasuk manusia yang telah melampaui batas dalam kesewenang-wenangan, penganiayaan. Dan kebodohan apabila tertanam sifat-sifat durhaka tersebut.

Wahai sahabat-sahabatku diakhir tulisan yang singkat ini, marilah mulai detik ini tanpa penundaan satu detikpun kita bersama-sama meningkatkan semua aktivitas kita dijalan dakwa’ ini walaupun begitu berat dengan segudang rintangan terutama rintangan malas dan jenuh. Tapi yakinlah tidak ada sebuah hadiah yang BESAR DAN BERHARGA yang di sediakan oleh penatia sebuah perlombaan apabila perlombaan itu tidak banyak rintangannya. Apalagi yang mengadakan kontes/perlombaan itu sang pencipta Alam raya yaitu Allah. Wahai saudaraku tidak ada hadia yang paling berharga dan mulia selain SURGA yang telah di janjikan oleh Allah. Semoga bermanfaa. Amin

Baca Selengkapnya

Blog Archive